Rabu, 03 November 2010

Reformasi Persepakbolaan Indonesia melalui Kompetisi yang Bersih

Features

Liga Primer Indonesia (LPI) diyakini banyak kalangan sebagai titik balik reformasi persepakbolaan Indonesia. Namun penggagas LPI, Arifin Panigoro, menekankan bahwa LPI diselenggarakan bukan untuk menandingi ISL, melainkan untuk menciptakan kompetisi sepakbola yang lebih mandiri, professional, dan bersih.

"Kita ingin dapat menggelar sebuah kompetisi yang lebih bersih. LPI bertujuan untuk itu dan bukan untuk menandingi kompetisi yang sudah ada," tegas Arifin seperti yang dikutip dari Antara News.

Ia mengakui sulitnya merubah budaya persepakbolaan Indonesia. Tetapi ia tetap optimis, bahwa dengan perubahan sistem kompetisi, LPI dapat menghidupkan klub dan pemain.

Paparan tersebut dilontarkan Arifin ketika menjadi pembicara dalam acara Diskusi Sepakbola Indonesia bertajuk “Reformasi atau Tertinggal”. Diskusi yang diselenggarakan oleh Jakmania dan LSM HALMA Strategic ini dibuka oleh Menpora Andi Mallarangeng serta dihadiri oleh sekitar 26 perwakilan klub sepakbola seluruh Indonesia. Mantan pemain timnas Bob Hippy dan kolumnis Kompas Budiarto Shambazy turut menjadi pembicara.

Diskusi yang juga dihadiri oleh beberapa anggota DPR, perwakilan ICW dan perwakilan supporter sepakbola ini memiliki sejumlah butir tujuan reformasi sepakbola Indonesia. Beberapa butir tujuan antara lain merumuskan kemandirian klub agar tidak lagi menggantungkan pendanaan dari APBD serta perlunya dibentuk koalisi untuk membenahi persepakbolaan Indonesia.

CEO HALMA Strategic, Halim Mahfud menambahkan bila ada yang tidak mendukung kegiatan ini, perlu diragukan ke-Indonesiaannya karena LPI dianggap sebagai langkah awal perubahan persepakbolaan Indonesia. Komentar Halim juga dipertegas oleh Ketua Umum Persebaya, Saleh Ismail Mukandar, yang mengatakan bahwa teriakan penonton di stadion kepada petinggi PSSI ketika Indonesia melawan Uruguay tangal 12 Oktober lalu merupakan indikator nyata perlunya reformasi di tubuh PSSI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar