Jumat, 29 Oktober 2010

Menahan Emosi (2) PSM vs Persisam (1)

MAKASSAR - Keluhan terhadap kinerja wasit, tampaknya, akan terus menghiasi perhelatan Indonesia Super League (ISL) 2010-2011. Yang terbaru, Persisam Putra Samarinda harus menelan kekalahan menyakitkan 1-2 (1-0) dari PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta, Mattoanging, malam tadi.

Pesut Mahakam
sebenarnya unggul hingga babak pertama usai. Menit 23, mantan striker PSM yang kini jadi tukang gedor Persisam, Julio Lopez, membungkam puluhan ribu suporter tuan rumah berkat golnya yang menembus pojok kanan gawang Deny Marcel, kiper PSM.

Namun PSM menyamakan kedudukan melalui Djayusman Triasdi di menit ke-65. Marwan Mustafa Sayedeh akhirnya menentukan kemenangan Pasukan Ramang berkat golnya pada menit ke-85.

Namun, proses terjadinya gol tuan rumah membuat Persisam meradang. Dua gol PSM dinilai kubu Persisam tak seharusnya terjadi. Pasalnya, dua kali gol, dua kali pula wasit Okky Dwi Putra bersilang pendapat dengan para asistennya.

Hal ini membuat Hendri Susilo tak mau banyak komentar. Saat sesi jumpa pers usai pertandingan, pelatih Persisam yang dikenal kocak tersebut hanya menyampaikan beberapa kata
"Pertandingan sudah berakhir dan PSM menang. Saya ucapkan selamat buat PSM," katanya, singkat.

Bahkan saat ditanyakan soal protes yang dilancarkan timnya, Hendri balik meminta kepada para wartawan. "Silakan tanya kepada wasitnya langsung, jangan dengan saya," kilahnya.

Usai mengucapkan kata tersebut, Hendri tak lagi berkomentar dan lebih banyak menunduk menahan emosi.

Dengan kekalahan ini, Persisam tidak beranjak dari peringkat ke-9 klasemen sementara, dengan koleksi nilai 7. Sedangkan kemenangan membuat PSM naik ke peringkat kedua dengan mengumpulkan 12 poin hasil empat kemenangan dari lima laga.

Saat dihubungi lagi oleh harian ini malam tadi, emosi Hendri tampaknya belum reda. "Saya legowo tim saya kalah kalau mainnya memang jelek. Yang terjadi di lapangan, pemain saya bermain sangat bagus dan saya nilai sangat wajar kita pulang dengan poin 1. Tapi inilah Indonesia, hasil tidak ditentukan pemain yang bekerja keras, tetapi segelintir oknum," terangnya.

Hendri mengaku sudah berbicara dengan pemain usai pertandingan. Hendri berusaha menenangkan hati pemainnya yang juga emosi. "Saya benar-benar tak habis pikir. Bayangkan saja, kiper Agung (Prasetyo) dilempar mercon dan sempat terkapar. Belum kejadian-kejadian lain yang sama sekali tak mengenakkan," terangnya.

Hendri berharap pemainnya bisa melupakan kejadian di Makassar dengan cepat. Pasalnya pertandingan berikut juga tak kalah sulitnya, yaitu Derby Kaltim menghadapi Persiba (31/10). "Insya Allah, kalau anak-anak kembali bermain baik kita bisa dapat poin di Balikpapan," tegasnya.

Sementara pelatih PSM Robert Rene Alberts juga “menggugat” wasit. Hanya, dia heran keputusan sang pemimpin pertandingan yang tidak memberikan penalti bagi PSM. Padahal dari pengamatannya, ada empat pelanggaran yang seharusnya berhadiah penalti. "Jika bermain di luar, kami selalu saja dihukum penalti. Lihat saja ketika menghadapi Sriwijaya FC dan Bandung. Namun anehnya jika bermain kandang, justru tidak diberikan penalti," katanya. (*/ede/upi/kpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar